Inilah Praktik Unik Umat Hindu saat Nyepi: Ketahuilah 4 Larangan Ini

-->

- Pemeluk agama Hindu akan mengenang hari suci Nyepi guna menyambut tahun baru Saka ke-1947 yang bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2025.

Pesta Nyepi diselenggarakan dengan cara menghindari segala bentuk aktifitas di luar rumah dan menaati keempat larangannya yang berhubungan dengan agama.

Sebelum menjalankan ibadah Nyepi, masyarakat Hindu kebanyakan mengikuti berbagai ritual dalam beberapa hari sebelumnya yang mencakup Melasti, Pengerupukan, Tawur Kesanga, sampai dengan Ngembak Geni.

Selama perayaan Nyepi, umat Hindu menyibukkan diri dengan duduk tenang, melakukan meditasi, dan berpikir dalam-dalam sambil menaati empat larangan yang dikenal sebagai Catur Brata Penyepian.

Pada hari Nyepi, ibadah dilaksanakan dalam jangka waktu 24 jam mulai dari pukul 06:00 pagi sampai dengan pukul 06:00 pagi pada hari berikutnya.

Apa sajakah arti serta keempat pantangannya pada hari suci Nyepi?

Makna Hari Suci Nyepi

Dilansir dari laman Kemenag (12/6/2023) Pemimpin PHDI DIY I Nyoman Warta menyatakan bahwa perayaan Hari Suci Nyepi diinterpretasikan sebagai kesempatan bagi manusia untuk mengenang dan memahami betapa besar tugas mereka dalam melestarikan keseimbangan kehidupan bersama lingkungan sekitar.

Kewajiban menjaga keseimbangan antara hidup manusia dan lingkungan alam ditunjukkan lewat upacara Catur Brata Penyepian.

Dengan mengikuti upacara dan praktek Catur Brata Nyepi, para pengikut agama Hindu diminta untuk menyambut Tahun Baru Saka dengan kebersihan jiwa, refleksi personal, serta mampu menjalani kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Syarat untuk memperbaiki kualitas hidup pribadi terdapat di dalam konsep Tri Hita Karana, yang meliputi kesuciannya, kebersihannya, serta harmoni dengan lingkungan sekitar.

Di samping itu, penerapan Nyepi juga mengartikan pengendalian keinginan-keinginan dunia.

Penahanan hawa nafsu menjadi bagian dari empat prinsip Nyepi dijalankan agar bisa mencapai derajat rohani tertentu. Karena itu, jika hawa nafsu serta pemikiran tidak dikontrol dengan baik, maka bisa membatasi perilaku bermoral dan aspek-etika dalam hidup seseorang.

Menyudahi kegiatan dunia sepenuhnya satu kali per tahun juga memungkinkan seseorang untuk mengevaluasi diri (subhaasubha karma) dengan lebih baik.

Di samping itu, Hari Nyepi juga diartikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesadaran serta toleransi yang diperlukan dalam hidup berdampingan dengan sesama.

Dengan merayakan Nyepi, komunitas Hindu secara bersama-sama melakukan refleksi internal, menyimak suara batin mereka, berterus terang dengan diri sendiri, serta menghapus sifat-sifat buruk seperti kebencian dan iri hati.

"Tujuan utama umat Hindu dalam menyambut perayaan Nyepi adalah untuk menemukan arti sejati dari kehidupan serta mencapai keseimbangan batin," jelas I Nyoman.

Empat pantangan dalam Nyepi

Catur Brata Nyepi atau keempat larangannya mengandung arti yang erat kaitnya dengan petunjuk untuk meraih keserasian batin.

Berikut Empat Prinsip Hari Damai Sedjarah (Nyepi) beserta Artinya:

1. Amati geni

Dilansir dari (20/3/2023), observasi periode di mana larangan membakar api atau menyalakan lampu serta perangkat elektronik diberlakukan selama 24 jam. Istilah "geni" dalam dialek Bali merujuk pada api.

Sebab dari pelarangan pertama tersebut ialah lantaran api mewakili amarah, cemburu, serta ide-ide negatif manusia lainnya.

Mempelajari api mengajar manusia agar dapat memupuk kesabaran, mendinginkan amarah, serta mengapresiasi keragaman. Melalui proses ini, perasaan keakraban dan solidaritas yang tulus akan terbentuk.

2. Amati karya

Menganalisis hasil berarti dilarang untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan fisik. Pembatasan ini harus dipatuhi di segala tempat, baik di luar maupun di dalam rumah saat perayaan Nyepi masih berjalan.

Pengikut agama Hindu merubah rutinitas sehari-hari mereka menjadi kegiatan membaca teks sakral Weda ataupun buku-buku suci lainnya.

Saat mengikuti larangan-larangan tersebut, orang bisa memeriksa kembali perilaku mereka dan meninjau langkah-langkah yang telah diambil sepanjang hidupnya.

Tindakan positif merupakan tindakan yang sejalan dengan dharma. Jika masih tidak sesuai, haruslah dimodifikasi. Bila telah serasi, hendaknya dikembangkan lebih lanjut untuk meraih kesejahteraan.

3. Amati lelungan

Mengamati gerhana berarti ada pantangan untuk melakukan perjalanan.

Karena itu, orang Hindu wajib melakukan meditasi bersama keluarga ataupun sendirian guna meninjau kembali hubungan mereka dengan Tuhan.

Di samping itu, penerapan larangan tersebut juga dijalankan melalui kegiatan membaca mantra atau bernada memuji nama Tuhan.

Program kontrol diri ini dimaksudkan untuk membatasi pemikiran, ucapan, serta tindakan sehingga kehidupan sejalan dengan prinsip-prinsip dharma dan bisa di jelaskan pada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Amati Lelanguan

Menganalisis kebingungan sama dengan melarang diri sendiri dari mendengarkan serta merasakan kesenangan dalam acara hiburan ataupun rekreasi.

Saat melaksanakan ibadah Nyepi, umat Hindu diminta untuk fokus memikirkan kemuliaan Sang Hyang Widhi.

Melalui pengalamannya dalam kesendirian, manusia bisa menemukan kepuasan spiritual yang unik.

Berikut adalah arti dari Hari Suci Nyepi serta keempat larangan yang melekat padanya.

0 Response to Inilah Praktik Unik Umat Hindu saat Nyepi: Ketahuilah 4 Larangan Ini

Posting Komentar