Perjuangan Enzo: Berangkat Subuh untuk Menjelajahi KRL dan Mencapai Mimpi Sekolahnya

-->

JAKARTA, Layanan kereta komuter KAI bukan hanya menjadi pilihan bagi para pekerja atau karyawan, tetapi juga digunakan oleh pelajar.

Lonceng penanda waktu kedatangan ke sekolah yang berkumandang antara pukul 06:30 hingga 07:00 Waktu Indonesia Bagian Barat harus dapat diselesaikan oleh para siswa sebelum pintu sekolah tertutup.

Inilah perjalanan harian yang dilalui oleh Enzo (14), ia harus melakukan ini setiap hari untuk sampai ke sekolahnya. Rute tersebut dimulai dari rumahnya yang terletak di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, dan tujuan akhir adalah sekolahnya di Kebayoran, Jakarta Selatan.

Ia memulai kebiasaan pergi pagi-butuh ketika matahari masih belum muncul semenjak dia duduk di kelas 5 SD. Ia beranjak menuju Stasiun Parung Panjang pada jam 04.00 WIB.

Tiap pagi, gerbong kereta seperti "zombi" sebab para pekerja berebutan dan bersusun-susunan ketat demi memperoleh tempat yang sempit agar dapat masuk ke dalam kereta. Karena itu, Enzo menjauhi hal tersebut.

Enzo meninggalkan tempat pada waktu yang sangat pagi agar bisa mendapat tempat duduk dan sempat tertidur sebentar selama perjalanannya.

“Ia perlu bangun lebih awal, seharusnya hingga pukul 04.00 WIB dia sudah terjaga dan bersih-bersih diri. Kemudian kami akan ke stasiun mencari kereta dimana aku dan Enzo dapat duduk bersama," jelas Ika, sang bunda Enzo ketika diwawancara pada hari Jumat, tanggal 28 Maret 2025.

Apabila tidak mendapatkan tempat duduk pun, Ika biasanya menemukan buah hatinya terlelap di belakang tumpuan lengannya yang menggenggam pegangan gerbong.

"Penting untuk tetap fokus saat belajar, jadi Enzo sempat tertidur bahkan sambil berdiri," katanya.

Rute perjalanannya yang mencapai lebih dari 40 kilometer harus diselesaikan oleh Enzo sambil terburu-buru agar tidak telat ke sekolah.

Ika bercerita bahwa dia dengan sengaja menemani anaknya berangkat jauh lebih awal guna memberikan ruang tambahan waktu sehingga mereka tidak perlu terburu-buru.

"Saya pribadi mulai bangun pukul 02.00 WIB untuk mempersiapkan berbagai jenis masakan bagi anak saya. Awalnya tidak terbiasa, namun kini ini telah menjadi rutinitas selama tiga tahun," jelas Ika.

Perjalanan kereta dari Stasiun Parung Panjang ke Stasiun Kebayoran yang biasanya membutuhkan waktu 45-50 menit berubah menjadi kesempatan sempurna bagi Enzo untuk menyelinap sebentar dan tertidur.

"Nah, karena telah berangkat pagi-pagi sekali, saat Enzo mendapat tempat duduk di kereta, ia pun sempat istirahat sejenak," ungkap Ika.

Enzo sering kali sampai melewati Stasiun Palmerah atau malahan Stasiun Tanah Abang karena tertidur lelap di kereta.

Hal ini yang pada akhirnya membuat Enzo terkadang perlu mengorder jasa ojek online (ojol) supaya tidak datang terlambat ke sekolah.

"Jika dilihat sampai sekarang, ia belum pernah bolos atau tidak masuk sekolah hanya gara-gara terlambat, tetapi seringkali tertidur di kelas telah terjadi beberapa kali," jelas Ika.

Alasan Jarak Sekolah Jauh

Perjalanan antara tempat tinggal dan sekolah menjadi sangat panjang bagi Ika serta keluarganya sejak mereka memutuskan untuk mengubah alamat hunian ke Parung Panjang selama masa pandemic Covid-19 di tahun 2021.

Pada saat tersebut, cara mengajarkan siswa masih melalui jalur online. Ini menyebabkan proses pembelajaran belum terpengaruh.

Tetapi, ketika sekolah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka lagi, Ika pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan KRL Commuter Line sebagai pilihan transportasi yang paling efisien dikarenakan waktu tempuhnya lebih singkat.

"Benar saja hanya kereta komuter, kendaraan yang paling mungkin membuatku dapat menemani Enzo setiap pagi," kata Ika.

Lebih lanjut, menurut Ika, sekolah yang dihadiri oleh Enzo sekarang merupakan opsi terunggul.

"Saya rasa mencari sekolah yang baik itu sulit. Sekolah untuk anak saya ini tidak hanya menawarkan pendidikan formal tetapi juga pembentukan karakter, hal tersebut yang mendorong saya meskipun jaraknya cukup jauh," ungkap Ika.

0 Response to Perjuangan Enzo: Berangkat Subuh untuk Menjelajahi KRL dan Mencapai Mimpi Sekolahnya

Posting Komentar