Beberapa analis lokal mengingatkan pemerintah Indonesia tentang kemungkinan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang bakal berlangsung perdana usai liburan Idul Fitri, pada hari Senin tanggal 8 April.
Direktur Eksekutif dari Center for Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa setelah liburan Idul Fitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan meneruskan tren penurunannya. Ada kemungkinan juga bakal ada kembali adanya pembatasan perdagangan saham alias trading halt.
Di samping itu, ia menyebutkan pula bahwa pasar saham di Indonesia harus bersiap untuk menghadapi capital outflow atau penarikan modal asing yang melarikan diri dari negara ini.
"Setelah liburan Idulfitri, pasar saham siap menghadapi aliran modal keluar. Penhentian perdagangan tak menutup kemungkinan akan terjadi kembali," ujar Bhima kepada , Kamis (3/4).
Pada saat bersamaan, analis pasar keuangan Ibrahim Assuaibi menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat merosot kira-kira 2% hingga 3% pada sesi perdagangan awal di hari Senin (8/4). Penurunan ini muncul sebagai tanggapan dari ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung.
"IHSG diperkirakan akan merosot sekitar 2-3 persen pada sesi perdagangan Senin mendatang akibat pengaruh perang dagang yang sangat signifikan, terutama setelah Indonesia menjadi bagian dari daftar negara dengan beban tambahan impor bagi AS," ungkap Ibrahim.
Untuk mencegah penurunan yang lebih parah lagi, Ibrahim menyarankan pemerintah Indonesia untuk melawan Amerika Serikat dengan memperkenalkan tarif impor senilai 32 persen.
Di samping itu, dia mengharapkan pemerintah agar cepat dalam menemukan pasar-pasar baru. Apalagi sekarang Indonesia telah menjadi bagian dari kelompok BRICS.
"Keanggotaan ini dapat diterapkan sehingga ekspor Indonesia ke Amerika yang tadinya defisit tersebut bisa dibalik menjadi surplus. Selanjutnya, pemerintah pun wajib menyuntikkan stimulus guna meredam pengaruh negatif akibat perang dagang ini," katanya.
Akhirnya, dia mengharapkan bahwa Bank Indonesia dapat melakukan campur tangan di pasar, khususnya pada sektor valas serta surat utang untuk membantu menyokong stabilitas nilai tukar rupiah.
"Berikut langkah-langkah yang seharusnya diambil oleh pemerintah agar meskipun Amerika Serikat melancarkan perang dagang terhadap Indonesia, kita telah bersiap untuk mengembangkan strategi pembalasan," demikian penjelasannya.
0 Response to Waspada: Dampak Tarif Trump 32% Bisa Bikin IHSG Terhenti Trading
Posting Komentar