- Keluarga dari J (23), seorang jurnalis untuk sebuah media daring di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), menyatakan bagaimana awal pertemuan antara korban dan sang pelaku terjadi. Jumran, Oknum TNI AL yang dicurigai sebagai pelakunya dalam kasus pembunuhan tersebut.
Jumran Diketahui Okun adalah seorang anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang berbasis di Pangkalan Angkatan Laut (Lanol) Balikpapan, Kalimantan Timur. Saat ini dia menjabat sebagai Kelasi Satu dan menjadi orang yang dicurigai dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap J.
Hakim dari keluarga J, Muhamad Pazri, menyatakan pada awalnya Korban dan pelaku bertemu melalui platform media sosial.
Kedua belah pihak semakin sering berkomunikasi sampai akhirnya menukar nomor telepon.
Hubungan antara korban dan pelaku kian memburuk dan terus berlangsung hingga merencanakan pertunangan menjelang akhir tahun 2024, walaupun tanpa keberadaan sang tunangan.
Walaupun telah mempersiapkan pernikahannya, keluarga J menyatakan bahwa mereka tidak begitu mengenali calon suaminya tersebut.
Para Korban Dimintai Untuk Meng_booking_kamar_hotel
Di penghujung tahun 2024, dikabarkan bahwa Kelasi Satu J telah mengharapkan korban untuk memesan sebuah kamar hotel di Banjarbaru.
Sebabnya, sang pelaku merasa lelah usai melakukan aktivitas tersebut.
Sesudahnya, sang penyerang meminta mangsa untuk menanti hingga tiba di waktu tersebut, kemudian dia mengajak mangsa masuk ke dalam ruangan tidur dan mendorongnya menuju ranjang.
"Pelaku menekan korban terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan kekerasan di dalam kamarnya," jelas Pazri.
Pazri mengatakan bahwa kejadian awal berlangsung antara tanggal 25 hingga 30 Desember 2024.
J pernah mengisahkan insiden itu kepada saudara ipar laki-lakinya pada tanggal 26 Januari 2025.
Selanjutnya, peristiwa kedua terjadi pada tanggal 22 Maret 2025, ketika tepat pada hari itu jasad J ditemukan.
Di sisi lain, dugaan pemaksaan semakin terbukti dengan penemuan spermatozoa dalam rongga rahim korban.
Menurut penjelasan dokter ahli Forensik, volume spermanya cukup banyak," jelasnya.
Ini mengundang keraguan keluarga tentang sumber sperma itu.
Oleh karena itu, keluarganya mengharapkan adanya uji DNA pada sperma yang diketahui ada dalam rahim si korban.
"Ini menimbulkan keraguan tentang sumber sperma itu. Oleh karena itu, keluarganya menganjurkan dilakukan uji DNA untuk memverifikasi keaslian sperma tersebut," jelasnya.
Namun, menurut Pazri, prosedur pengujian DNA mengharuskan adanya fasilitas forensik yang lebih komprehensif, yang tidak terdapat di Kalimantan Selatan.
Maka dia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan DNA di luar kawasan tersebut.
"Dengan demikian, pengacara menyarankan bahwa uji DNA sebaiknya dilaksanakan di luar kota, misalnya di Surabaya atau Jakarta, guna memperoleh hasil yang lebih dapat dipercaya dan komprehensif," jelasnya.
Bukti Video 5 Detik
J pernah merekam video selama 5 detik tanpa sepengetahuan orang lain dan juga beberapa gambar pun diperlihatkan.
Berdasarkan bukti yang ada, kami menyatakan bahwa korban telah mengalami kekerasan seksual, ini merupakan tindakan pemerkosaan," ungkap pengacara keluarga korban, Muhamad Pazri, sebagaimana dikutip Banjarmasinpost.co.id.
Tangan seorang wanita dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan, gemetaran karena takut dan mencatat tudingan tentang perilaku buruk Koperal J.
Bukti yang ada dalam klip selama kurang lebih 5 detik tersebut menunjukkan bahwa korban berhasil mencatat pelaku saat memakai pakaian, yakni celana dan kemeja, pasca melancarkan tindakannya.
Pazri mengatakan bahwa saat itu korban sangat takut, membuat video tersebut menjadi berguncang,
Penegak hukum menginginkan agar pemeriksa bisa melaksanakan investigasi dengan lebih menyeluruh.
Pazri mengatakan bahwa salah satu anjuran dari pengacara adalah meninjau ulang rekaman CCTV di area sekitar tempat peristiwa.
Pazri menyebut bahwa hal tersebut melibatkan rekaman CCTV yang merekam jalur perjalanan korbannya, lokasi parkir sepeda motor, serta situasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dia menjelaskan bahwa pemeriksaan ini diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif tentang urutan peristiwa.
Juwita diketemui tidak berdaya tanpa tanda kehidupan di area Gunung Kupang, Banjarbaru, pada hari Sabtu (22/3/2025) petang.
Pada saat yang sama, terduga pelaku Jumran tetap dijaga oleh Pomal Lanal Balikpapan.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com dengan judul 3 Petunjuk yang Menyebabkan Dugaan Penyerangan terhadap J Journalist Sebelum Kematian, Temuan sperma dan Klip Video Berdurasi 5 Detik
Baca berita lainnya di google news
0 Response to Awal Cerita J Wartawan Banjarbaru dan Pertemuan Mematikan dengan Oknum TNI di Media Sosial
Posting Komentar